Oleh : SulastriPertengkaran itu hal biasa yang terjadi pada anak-anak. Justru hal tersebut akan menjadi momen tepat untuk mengajari anak saling memaafkan. Namun biasanya pertengkaran mereka justru diperuncing oleh tindakan orang tua masing-masing yang k

urang tepat.
B eberapa sikap orang tua yang justru memperkeruh antara lain :
1. menyalahkan anak lain
2. membela anak sendiri di hadapan orang lain
3. menumbuhkan permusuhan dihati anak
4. meminta pertanggungjawaban dari orang tua musuh.
Begitulah kiranya jika orang tua terlalu banyak campur tangan akan mengakibatkan sang anak menjadi kurang bisa menerima proses pendewasaan dirinya meskipun sedikit. Semuanya ini hanya dikarenakan tindakan over protektif (terlalu melindungi) orang tua terhadap anak, meskipun untuk masalah yang sepele sekalipun.
Lakukan 4 (empat) jangan yang kerap memperkeruh pertengkaran:
1. Jangan menyalahkan anak lain
2. Jangan membela anak sendiri dihadapan orang lain.
3. Jangan tumbuhkan permusuhan dihati anak.
4. Jangan meminta pertanggungjawaban orang tua lawan.
Sebagai orang tua jangan kita lupakan asumsi dasar bahwa setiap anak memiliki naluri berkawan dan berdamai yang jauh lebih besar dari pada keinginan bertengkarnya. Walaupun akhirnya naluri ini bisa juga sirna jika terjadi salah asuh dan salah didik, namun masih tetap ada kemungkinan digugah kembalimunculnya naluri ini.
Bersabar dan lapang dada sangat dibutuhkan agar orang tua tidak timbul keinginan untuk turut campur tangan ke dalam pertengkaran itu. Beri kesempatan untuk menyelesaikan masalahnya sendiri, dengan dibantu motivasi dari orang tua. Dan yang terakhir, jaga perasaan dengan orang tua teman anak tersebut. Jangan sampai gara-gara sebuah pertengkaran antar dua anak atau beberapa anak tersebut, para ibu-ibu dari anak mereka pun turut bermusuhan pula.
“Beno sini kamu ! kenapa kamu memukul kepala nya Dion, tahu nggak kalau mukul kepala itu tidak baik bisa bodoh tahu !,” kata seorang ibunya Dion . “Tapi Bu, kaki saya juga masih sakit sampai sekarang,nih bekasnya orang baru sehari ini,dan lagi sepeda saya juga ditendangi sama Dion dan juga teman mereka lainnya.”kata Beno membela diri.”Tapi itu kan kaki,sepeda kan nggak apa-apa,tapi ini kepala,jangan mukul kepala dong,”berondong sang ibunya Dion seakan tak mau mendengar alasan dan pembelaan apaun dari diri seorang Beno.
Drama sekilas menunjukkan bahwa terjadi adu argumentasi dari orang tua versus anak-anak,dan ini adalah lawan yang tidak seimbang ,karena pemikiran anak-anakyang relatif sempit dibandingkan orang dewasa.
Namun hal ini akan menimbulkan perasaan yang tidak enak dihati Beno ,dan Beno hanya bisa membaca bahwa ibunya Dion hanya bisa menyalahkan dirinya tanpa mengetahui hal yang sebenarnya terjadi dan parahnya lagi ibunya Dion seakan tak mau menerima alasan dari Beno.Tahukah pembaca sekalian, bahwa hal yang terjadi pada diri Beno akan membuatnya merasa tidak dihargai hak-haknya untuk berbicara dan menyampaikan informasi kepada ibunya Dion .Dia juga menyimpan rasa tidak dihormati keberadaanya sebagai seorang teman anaknya.
Lalu apa yang akan terjadi pada pemikiran dan anggapan seorang anak yang bernama Dion?
Untuk sementara Dion sudah pasti merasa diatas angin seakan dalam posisi tak bersalah ,karena merasa sudah ada sang ibu yang melakukan pembelaan terhadapnya.
Awalnya kedatangan ibu Dion kerumah Beno dengan tujuan ingin penjelasan mengenai bagaimana proses terjadinya adu pukul yang telah terjadi,namun begitu melihat sosok Beno yang terlihat dari luar ruangan yang sedang melongok ingin tahu siapa tamu yang sedang berkunjung , namun nahas bagi Beno diberi seabrek pertanyaan yang dirasa tak mungkin jelas pemjelasannya.
Memang tujuan ibunya Dion untuk bertemu ibunya Beno, tetapi karena emosi yang dibawa ibunya Dion akhirnya membuat geram hingga memberi berondongan pertanyaan yang nyaris terdengar sepeti orang yang sedang adu nulut.
Namun ketika ibunya Beno keluar setelah sebelumnya menyelesaikan mengajinya menyapa sang tamu dan mempersilakan masuk rumah untuk menyalesaikan duduk permasalahannya.
Dengan dasar berpikir bahwa anak-anak itu sama-sama bersalah,maka tak ada gunanya membela anak mati-matian dihadapan orang lain.Lagi pula anak akan merasa dirinya memiliki pembela, dan selanjutnya merasa aman berlindung dibawah pembelaan ibunya. Akibatnya,ia tidak belajar menghormati hak orang lain,dan juga tak belajar menyadari kekeliruannya,tetapi sebaliknya merasa aman untuk mengulangi kesalannya kembali di kali yang lain.
Dari sekilas drama diatas ,yang harus menjadi pelajaran bagi orang tua Dion adalah ,seharusnya menyelidiki terlebih dahulu apa sebenarnya yang telah terjadi dan bukan asal menanyai satu anak saja,hal ini terkesan Beno lah yang tervonis sebagai pelaku pemukulan terhadap Dion ,padahal yang sebenarnya terjadi adalah pengeroyokan yang dilakukan oleh teman-teman Dion juga Dion sendiri,gara-gara Beno dan temannya yang sedang bersepedaan melintas diarena tempat mereka bermain..Beno dan temannya tidak tahu bahwa jalan itu sedang mereka gunakan dan merekapun melintas dipinggiran jalan .Beno pikir itu adalah jalan umum jadi semua orang boleh lewat.Entah apa yang mereka katakan hingga berselisih faham sampai sudah keluar dari wilayah bermain mereka masih juga dikejar oleh Dion dan teman-temannya. Beno pun didorong dan dijatuhkan ke tong sampah dan tersungkur (hal ini sesuai dengan pengakuan saksi yaitu teman bersepedanya Beno) dan akhirnya dikeroyok oleh berbagai macam pukulan dari teman-teman Dion dan terakhir adalah Dion yang kena pukulan Beno yang sekenanya memukul demi menyelamatkan dirinya beserta temannya.(apa yang terjadi apabila Beno tidak melawan atau membela diri dengan membalas menyerang keroyokan mereka ? sedangkan Beno hanya sendiri karena temannya yang satu itu takut membantu penyerangan padahal mereka sudah lari menghindar dan masih dikejar hingga keluar dari wilayah mereka bermain. Mungkin yang terjadi Beno mati konyol dikeroyok oleh teman-teman Dion, atau mungkin babak belur dan hanya bisa mengaduh kepada orang tua Beno).
Menurut pengakuan ibunya Dion yang datang ke rumah Beno ada orang yang melaporkan bahwa Dion telah dipukul kepalanya oleh Beno.Sudah pasti antara ibunya Dion dan ibunya Beno sama – sama tidak mengetahui kejadian persisnya,lalu mengapa ibunya Dion melakukan suatu pembelaan kepada puteranya,padahal kata ibunya Dion, Dion tak pernah menceritakan kejadian tersebut kepada ibunya..Lantas mengapa ibunya Dion berani langsung mengatakan bahwa Beno yang melakukan pemukulan ?
Mungkin akan lebih baik jika ibunya Dion mengatakan ,”Beno memang salah telah memukulmu, tapi kamu juga salah membuat Beno jengkel ,sudah menginjak kakinya masih juga menginjak-injak sepedanya Jadi wajar dong kalau Beno membalas sekenanya”
Lagi pula mengapa ibunya Dion harus percaya pada laporan satu orang saja.Yang katanya ibunya Dion kebetulan tetangganya yang melihat kejadian itu,yang mungkin tak tuntas kejadian yang dilihat oleh tetangganya itu.Hal ini bisa terjadi kemungkinan negatif banyak terjadi pada ibunya Dion dan Beno karena jika sumber tidak lengkap dan hanya sekilas saja akan memudahkan datangnya perselisihan antara keduanya.Dan lagi akan memudahkan mereka untuk di adu domba (dalam hal ini tidak menyalahkan sang pelapor) ,karena pelapor hanya memberikan informasi,tetapi juga bukan tidak mungkin akan terjadi hal yang penulis sebutkan yaitu tentang mudahnya adu domba.
Anak Anda dipukul temannya, dan Anda berkacak pinggang kepada orang tua si pemukul tadi untuk memita pertanggungjawaban atas perlakuan anak tersebut,atau minimal anak tersebut takut kepada Anda karena Anda sudah pernah mendampratnya, atau dengan tujuan lain biar orang tua si pemukul tahu kalo anaknya yang nakal mesti dikasih pelajaran dari orang tua pemukul.Sungguh suatu hal yang sangat menggelikan .Sama sekali tak perlu dilakukan.Anak-anak itu cepat bertengkar tetapi akan cepat berbaikan kembali. Jika dipanas-panasi terus oleh orang tua ,justru tersulut dendam dihati mereka.Orang tua bijak tak perlu merisaukan perselisihan anak-anak.Tak perlu saling membela atau menyalahkan ,tak perlu pula terlalu dimasukkan ke dalam hati.InsyaAllah ,mudah untuk menyatukan mereka kembali.Dan satu hal lagi bahwa penyelesaian masalah tak harus dengan emosi dan selidikilah dulu kejadian yang sebenarnya.Agar tak berakibat fatal dan memalukan diri sendiri yang dikarenakan kecerobohan kita dalam memilih keputusan.
Setelah melalui proses yang cukup lumayan akhirnya Ibunya Dion bisa menerima dengan kebesaran hatinya untuk mau berdamai antara keduanya yaitu Dion dan Beno ,lalu bagaimana dengan anak-anak yang lainnya?
Jika ibunya Beno tak menuntut apapun dan dari pihak siapapun atas kejadian itu (padahal Beno lah yang sebenarnya menjadi korban keroyok teman-temannya Dion) mengapa ada yang tak menerimakan kejadian pemukulan terhadap anaknya. Boleh jadi ibunya Beno yang tak menerimakan kejadian tersebut pada anaknya, namun hal ini tak pernah dilakukannya mengingat halitu memang tak seharusnya dilakukan dan lagi anak-anak sudah bermain seperti biasanya.
Menanamkan pengertian kepada anak memang membutuhkan waktu dan kesabaran.Kunci yang paling utama adalah keharmonisan hubungan anatara orang tua dan anak.Adalah sia-sia menyalahkan lingkungan ketika anak-anak mulai terpengaruh negatif, karena sesungguhnya lingkungan semacam itu masih dapat ditanggulangi, asalkan ada keterikatan batin anak kepada orang tuanya.
Adalah penting pula untuk menanamkan rasa percaya diri dalam pribadi setiap anak,sehingga mereka tidak akan selalu mengekor perbuatan teman-temannya.Anak yang mempunyai rasa percaya diri yang kokoh tidak akan malu tampil berbeda dengan teman-temannya.(seperti halnya Beno yang selalu mendapat cacian dan cercaan bahkan menjadi bahan olok-olokan sebab sepedanya jelek,namun karena percaya dirinya seorang Beno tidak malu ataupun meminta ganti yang lebih bagus kepada orang tuanya, dengan bangganya Beno mengayuh sepedanya sepanjang waktu hingga untuk berangkat dan pulang sekolah sekalipun jarak yang ditempuh cukup jauh untuk anak seusia Beno).Sang Beno tidak surut mempertahankan pendiriannya walau diejek dan disudutkan teman, Beno pun berani menghadapi semua pertanyaan dan apapun yang dikatakan ibunyaDion, tentang hal sebenarnya yang memang harus dia hadapi Dion ,Benopun juga tidak lari dari kenyataan dan menjelaskan semuanya,meskipun ibunya Dion tak menerima alasnyang dikemukakan Beno sebagai pembelaan atas dirinya(padahal ibunya Dion bukan ibunya Beno). Sedangkan mengapa Dion tidak berani mengatakan kejadian tersebut kepada ibunya sendiri ? hingga ibunya harus mempercayai laporan orang lain yang justru membuat keruh suasana.Adakah ibunya Dion bertindak terlalu keras kepada Dion hingga takut dimarahi atau yang lainnya? Atau mungkinkah karena kurang harmonisnya hubungan antara anak dan orang tua hingga keterikatan batin tak terlihat disana,atau ada penyebab yang lainnya.Melalui peristiwa ini, kedua anak dan orang tua mereka mendapatkan sebuah pengalaman yang sangat berharga .Yang tak bisa dibeli dari manapun karena tak ada yang menjualnya.
Sudahkah kita menjadi orang tua yang bijaksana dan memahami kekeliruan yang pernah dan kerap kita lakukan tanpa kita sadari, dan membuat hambatan sendiri bagi perkembangan jiwa anak-anak kita sendiri.Semua kita kembalikan pada konsep orang tua dalam membesarkan anak-anaknya.Dan setiap perselisihan yang terjadi pada anak-anak, menyalahkan salah satu pihak bukan tindakan bijaksana.Hargailah perasaan masing-masing anak demi perkembangan penalaran mereka selanjutnya.
HOW FAR DO YOU KNOW ABOUT YOUR CHLIDREN ?
Setiap anak mempunyai keunikan tersendiri , lucu, yang aneh-aneh bahkan mempunyai kekonyolan masing-masing bahkan bisa membuat kita jadi malu,bahkan bias juga membuat kita geli dan bangga.dengan kelebihan dan kekurangan mereka.Karena pemikiran mereka yang masih sempit, anak memang sering mengemukakan alasan yang konyol. Tetapi semua ini harus dihargai oleh orang tua untuk menumbuhkan rasa percaya dirinya,dan sebagai bagian dari proses masa perkembangannya. Memang setiap anak membutuhkan perlimdungan dan perhatian ,namun kadang diluar dugaan kebanyakan orang tua, ternyata anak memiliki kemampuan untuk bisa menyelesaikan banyak masalahnya semdiri.
Yusuf mengayuh sepedanya dengan kencang padahal ia belum mahir benar dalam bersepeda , ia hanya anak usia empat tahun yang baru senang-senangnya belajar naik sepeda. Tiba-tiba Yusuf terjatuh dari sepeda yang ia kayuh dengan kencangnya.Ia pun menangis sekeras-kerasnya ,belum lagi ia ditertawakan oleh teman-temannya.Ibunya Yusuf hanya melihatnya saja dari teras rumahnya dengan tenang tanpa segera memberi pertolongan ,dan akhirnya anaknya pun bangun sendiri dan mendatangi ibunya dengan menangis.Ibunya Yusuf pun bertanya “Kamu terjatuh ya Suf ?,terluka ya,sana cuci dulu lukanya nantiibu beri obat ya .Apa namanya kalau tidak patuh sama orang tua ?,”Tanya ibu.”Nakal,” jawab Yusuf.”Besoklagi lebihhati-hati naik sepedanya,kelihatannya kamu sudah pintar naik sepedanya,Cuma kamu terlalu kencang mengayuhnya jadi ngeremnya mendadak ya tidak bias keburu jatuh duluan,” kata ibunya Yusuf.
Ternyata kejadian ini tidak hanya sekali ini terjadi ,lagi-lagi ibunya Yusuf juga melakukan hal sama setiap anaknya mengalami kesulitan ataupun kegagalan , seperti ketika Yusuf sedangbermain mobil-mobilan ,memang ibunya tak pernah mau membelikan mainan apapun kepada anaknya begitu juga anaknya yang sulung,hal itu dilakukannya agar anaknya termotivasi untuk melakukan kebanggannya sendiri dengan membuat karya-karya yang membuatnya menjadi sangat bersrti dengan kemampuannya ,tentu saja ini juga tidak luput dari bimbingan orang tuanya ,agak merepotkan memang dan bahkan membutuhkan waktu ekstra dalam kebersamaan mereka dengan bermain bersama orang tuanya. Tampaknya keluarga ini menginginkanpola asuh mandiri,artinya mereka menginginkan asuhannya tanpa campur tangan pihak lain baik itu saudara,orang tuanya maupun baby sitter ataupun pembantu.Keluarga ini menginginkan pola asuh dari orang tuanya sendiri,yang kebetulan ibunya Yusuf hanyalah seorang ibu rumah tangga biasa yang hanya mempunyai pemikiran yang sangat sederhana,praktis semuanya kegiatan anaknya dibawah pengasuhannya total.Namun pendirian sang ibu tetap pada prinsipnya yang ingin membesarkan anaknya tanpa diktean dari pihak lain.Kehidupan mereka biasa-biasa saja,meskipun dari pihak sang ayah terlahir dari orang tua yang sangat kaya raya sedangkan sang ibu biasa saja.Namun dalam kehidupan mereka tak sebegitu mengikuti alur lingkungannya yang serba punya.pernah anak sulungnya mengatakan “Bu, kenapa kita tidak seperti mereka,Ana punya mobil,rumahya bagus,Rino punya AC,kulkasdan mainan robot-robotan, dan setiap apa yang mereka pinta selalu dibelikan ,kenapa kita nggak punya? Kakek kan kaya kenapa tidak minta pada mereka toh tante dan saudaranya bapak kan selalu diberi setiap mereka minta,kenapa bapak tidak meminta saja padad kakek?,”kata kakaknya Yusuf.Ibunya hanya tertawa,melihat kekonyolan anaknya yang pada waktu sedang merengekmeminta sesuatu seperti yang dimiliki oleh anank tetangganya.”Kakak, kamu kan tahu semua yang kita lakukan adalah dengan usaha ,janganlupa diseertai dengan doa bukan menjadi peminta-minta,karena sesuatu dengan meminta sselain Allah dan usahanya sendiri adalah manusia yang malas ,apalagi dengan mudah mendapatkannya dan Allah tak menyukai manusia yag pemalas. Apa kamu tidak bangga ,jika membuat atau mendapatkansesuatu tanpa mengandalkan dan memnggantungkan orang lain ? jika ibu beli mainan yang kamu inginkan ibu mampu membelinya ,tapi apa tidak lebih baik kamu membuatnya dan uangnya bias kita sisihkan untukmembeli peralatan menggambarmu ,kan kamu sukla menggambar,ya kan?”jawab ibu mencoba memberi pengertian kepada si sulung.
Setiap orang tua mencintai anaknya,tetapi belum tentu bias mendidikmereka.Cara orang tua menunjukkan rasa kasih sayangnya itu kadang-kadang keliru.Seperti juga anggapan banyak orang tentang peristiwa yang dialami Yusuf ketika terjatuh dari sepeda .Menurut anggapan banyak orang, jika si anak terjatuh, ibu harus cepat menolong,jangan sampai anak terlalu lama menangis.Bapak dan ibu merasa kasihan melihat anak tercintanya menangis,sehingga segera membujuknyaagar diam,kalau perlu memberinya hadiah permen,cokelat ataumainan.
Cara menunjukkan kasih sayang seperti itu jelas keliru. Si anak bukannya terdidik untuk dewasa bahkan semakin cengeng dan merepotkan.Bukankah anak merasa senang karena ia telah mandapat hadiah setelah ia menangis? Hadiahnya adalah perhatian dari orang tua dn ditambah permen,cokelat,atau mainan. Maka hamper dapat dipastikan ,seterusnya sianank akan kembali menangis bila menemui sedikit saja masalah,kemudian menunggu pertolongan dari bapak ibunya.
Apabila ini sudah menjadi kebiasaan anak ,bukan main berat tugas bapak dan ibuyang harus melayani,Dalam satu hari daja,bukannya tidak mungkin ada begitu banyak masalah yang dialami seprang anak.Belum lagi yang dialami kakak ataupun adiknya.Jika setiap saat selalu bergantung kepada bantuan orang lain ,maka tugas ibu hanyalah satu,bergulat dengan tangis anak dari waktu ke waktu.
Sepintas orang akan melihat betapa sabarnya ibu seperti ini.Dia telah mencurahkan seluruh waktu, pikiran dan tenaganya untuk anak-anaknya,sehingga tak tersisa untuk dirinya sendiri.Sayang, karena ternyata sebenarnya bantuan yang terlalu berlebihan dari orang tua seperti ini justru tidak membuat anak berkembang sebagaimana mestinya.Mereka menjadikan anaknya selalu bergantung kepada bantuan orang lain.Mereka tidak bias menyelesaikan masalahnya sendiri,sekecil apapun masalah itu.
Bagaimana penilaian anda tentang ibunya Yusuf tadi? Diawal peristiwa ia terkesan tidak punya belas kasihan.Keras dalam mendidik anak.Apakah tidak semestinya ibu yang menyaksikan anaknya terjatuh dan terluka segera dating menolong? Mengapa ibu tidak membujuk Yusufuntuk diam dari tangisnya dan menggendongnya? Terkesan tak peduli ketika ibu menyuruh Yusuf mencuci sendiri lebih mengetaui jawabannya.lukanya. Penulis yakin para pembaca sekalian pasti
DON’T WORRY MOTHER, I CAN HELP YOU EVERYTIME AND EVERYWHERE ,BECAUSE I’M YOUR FRIEND FOREVER. DO YOU LIKE WHAT I SAY ?
Sungguh mengagumkan! Seandainya semua anak seperti ini,dan ini bukan sekedar sulapan dan perlu proses yang panjang .Dan satu lagi anak tak bias langsung patuh dan menyadari tugasnya ataupun perintah orang tua bahkan banyak yang sering menentang,melawan dan mengulur waktu untuk melakukannya.Sering arang tua mengeluhkan tentang anaknya yang begini dan begitu,dan itu biasa.Tetapi yang luar biasa adalah jika orang tua mau menyadari tentan pola asuh yang mereka lakukan selama ini. Banyak orang tua yag mencoba menjadi polisi kesiangan, dengan kesalahasedikit saja meeka menetapkan vonis atas kesalahan mereka dan langsung menimpakan hukuman sebagai upah atas hasil perbuatannya.
Seorang ibu melihat disiplin yang diterapkan dalam keluarga tetangganya menghasilkan anak-anak yang patuh dan mudah diatur. Ia ingin menerapkanhal yang sama pada anak-anaknya. Mulailah sang ibu menerapkan aturan ketat plus ancaman hukuman. Akan tetapi yang terjadi justru sebaliknya, anak-anak itu bukannya patuh,malah menunjukkkan sikap menentang dengan kata-kata kasar.
Apa yang salah? Tidak ada yang salah,kecuali cara pandang ibu terhadap jalan pikirananaknya.Ibu kurang menyadari bahwa anak-anaknyaselalu membuat kalkulasi dengan timbangan teguran. Penerapan aturan yang keras,bahkan hukuman ,boleh-boleh saja diberikan pada anak-anak,tapi harus diimbangi dengan sentuhan kasih sayang yang lebih banyak. Dengan cara itu timbangan kebahagiaan menjadilebih berat. Itulah kiat keluarga tetangga tersebut,yang mempunyai jalinan hubungan terbuka dan mesra antara orang tua dan anaknya. Penuh sentuhan kasih sayang,kelembutan dan canda tawa.
Masalah inilah yang sering luput dari pandangan ibu. Ia hanya menerapkan aturan ketat, tanpa mengimbanginya dengan kasih sayang.Ibu sangat jarang bergurau dengan anak-anakya, apalagi merangkul dan menciumnya meski terkadang bau kecut karena keringatnya. Akibatnya, sedikit saja hukuman yang dijatuhkan pada anak menjadikan deficit timbangn kebahagiaan. Dalam kondisi seperti ini anak tidak menjadi patuh,tapi justru sebaliknya.
Satu jenis hukuman yang dijatuhkan kepada anak yang lain justru berakibat sebaliknya. Dalam hal ini orang tua harus ekstra hati-hati jika hendak memakai cara hukuman untuk memperbaiki kesalahan anaknya. Tidak semua hukuman cocok untuk seorang anak. Masing-masing anak berbeda karakter dan kepribadiannya.